Kata Bung Karno dalam pidatonya: “Philosofische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi”.
Menjaga Bung Karno. Menjaga Bung Hatta. Menjaga Bung Syahrir. Kami sekarang mayat . Berilah kami arti. Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian . Kenang-kenanglah kami. Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu. Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi #11 Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari – Sitor Situmorang Sederhana dan murni
Puisi Tentang Pahlawan #15. Judul: Persetujuan dengan Bung Karno Karya: Chairil Anwar. Ayo Bung Karno kasih tangan, Mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicaramu, dipanggang di atas apimu, digarami oleh lautmu. Dari mulai tanggal 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut
Â. Soekarno muda memikirkan tentang dasar bagi Indonesia Merdeka. Bung Karno-lah yang pertama kali menggunakan istilah Pancasila, pada pidato 1 Juni. Dan kalau kita letakkan kembali dalam proses, sejak 1 Juni, 22 Juni, 18 Agustus, Bung Karno memiliki peran yang sentral dalam perumusan Pancasila itu.

Rachim.“Untuk teman saya, Hatta”, kata Bung Karno dengan tenang. Ketika itu Ny. Rachim berinisitif untuk menanyakan terlebih dahulu pada anaknya, Rahmi, yang saat itu berusia 19 tahun. Sewaktu Ny. Rachim masuk ke kamar anaknya, Rahmi langsung bertanya, “Siapa yang datang, Mam?” “Bung Karno. Dia datang untuk melamar buat kamu.”

Istilah Pancasila merupakan kata yang digunakan oleh Soekarno dalam pidatonya di sidang BPUPKI kala itu. Ada lima butir konsep yang ditawarkan Bung Karno saat itu, yakni kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Baca juga: Sejarah Perumusan Pancasila Puisi Soekarno: Aku Melihat Indonesia. Puisi Aku Melihat Indonesia karya Bung Karno adalah salah satu puisi yang paling terkenal di Indonesia. Puisi ini ditulis oleh Bung Karno pada tahun 1945, ketika ia dipilih sebagai Presiden pertama Indonesia. Puisi ini merupakan ungkapan perasaan dia tentang Indonesia yang baru saja meraih kemerdekaan.
1. Siswa mampu menemukan informasi tentang dari teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dengan penuh rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. 2. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri dan isi pidato dengan runtut dan menggunakan kosakata baku. 3. Siswa mampu menyimpulkan isi pidato dengan runtut dan menggunakan kosakata baku.
Rangkaian kata-kata Bung Karno ini betul-betul membuat merinding dan membangkitkan jiwa nasionalisme. Sajak 'Aku Melihat Indonesia' ini aku deklamasikan dan kudedikasikan untuk HUT RI ke-76, dalam Betsuara Serial Bulan Kemerdekaan kali ini.
.
  • r3z3mlolvq.pages.dev/625
  • r3z3mlolvq.pages.dev/214
  • r3z3mlolvq.pages.dev/943
  • r3z3mlolvq.pages.dev/842
  • r3z3mlolvq.pages.dev/308
  • r3z3mlolvq.pages.dev/385
  • r3z3mlolvq.pages.dev/480
  • r3z3mlolvq.pages.dev/495
  • r3z3mlolvq.pages.dev/527
  • r3z3mlolvq.pages.dev/229
  • r3z3mlolvq.pages.dev/678
  • r3z3mlolvq.pages.dev/342
  • r3z3mlolvq.pages.dev/483
  • r3z3mlolvq.pages.dev/685
  • r3z3mlolvq.pages.dev/188
  • puisi kata bung karno